Rabu, 01 Januari 2014

KONFLIK BATIN

A. Pengertian Konflik Batin
Menurut Alwi, dkk. konflik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan untuk mengusai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. Pendapat lain mengenai konflik batin oleh Hardjana yang mengemukakan bahwa konflik terjadi manakala hubungan antara dua orang atau dua kelompok, perbuatan yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Ada beberapa bentuk konflik batin, antara lain
  • Konflik mendekat-mendekat (approach-aproach conflict)
Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya positif (menyenangkan atau menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih satu di antaranya.
  • Konflik mendekat-menjauh (approach -avoidance conflict)
Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama timbul dua motif yang berlawanan mengenai satu objek, motif yang satu positif (menyenangkan), yang lain negatif (merugikan, tidak menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi objek itu.
  • Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict)
Konflik ini terjadi apabila pada saat yang bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan muncul kebimbangan karena menjauhi. motif yang satu berarti harus memenuhi motif yang lain yang juga negatif. Umumnya, konflik dapat dikenali karena beberapa ciri, yaitu 1) Terjadi pada setiap orang dengan reaksi berbeda untuk rangsangan yang sama. Hal ini bergantung pada faktor-faktor yang sifatnya pribadi. 2) Konflik terjadi bilamana motif-motif mempunyai nilai yang seimbang atau kira-kira sama sehingga menimbulkan kebimbangan dan ketegangan. 3) Konflik dapat berlangsung dalam waktu yang singkat, mungkin beberapa detik, tetapi bisa juga berlangsung lama, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
B. Faktor-Faktor Konflik Batin
Freud menyatakan bahwa faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam beberapa gangguan batin antara lain :


1)      Teori Agresi
Teori agresi menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri. Agresi yang diarahkan pada diri sendiri sebagai bagain dari nafsu bawaan yang bersifat merusak. Untuk beberapa alasan tidak secara langsung diarahkan pada objek yang nyata atau objek yang berhubungan dengan perasaan berdosa atau bersalah. Prosesnya terjadi akibat kehilangan atau perasaan terhadap objek yang sangat dicintai.
2)       Teori Kehilangan
Teori kehilangan merujuk pada perpisahan traumatik individu dengan benda atau seseorang yang sebelumnya dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Hal penting dalam teori ini adalah kehilangan dan perpisahan sebagai faktor predisposisi terjadinya depresi dalam kehidupan yang menjadi faktor pencetus terjadinya stress.
3)      Teori Kepribadian
Teori kepribadian merupakan konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor. Pandangan ini memfokuskan pada varibel utama dari psikososial yaitu harga diri rendah.
4)      Teori Kognitif
Teori kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif sesorang terhadap dirinya sendiri, dunia seseorang dan masa depannya. Individu dapat berpikir tentang dirinya secara negatif dan tidak mencoba memahami kemampuannya.
5)      Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan menunjukkan bahwa konflik batin dapat menyebabkan depresi dan keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon yang adaptif.
6)      Teori Perilaku
Teori perilaku menunjukkan bahwa penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan. Depresi berkaitan dengan interaksi antara perilaku individu dengan lingkungan. Teori ini memandang bahwa individu memiliki kemampuan untuk memeriksa dan mempertimbangkan perilakunya. Mereka bukan hanya melakukan reaksi dari faktor internal. Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya yang dikendalikan lingkungan, tetapi tidak juga bebas dari pengaruh lingkungan dan melakukan apa saja yang mereka pilih tetapi antar individu dengan lingkungan memiliki pengaruh yang bermakna antar satu dengan yang lainnya.
C. Contoh Konflik Batin yang Pernah Saya Alami
Pada waktu saya masih SMP saya pernah berpikir untuk kabur dari rumah hanya karena sering dimarahi oleh orang tua saya, karena saya sering bermain. Karena kebiasaan itu saya sering dimarahi dan dipukuli oleh orang tua saya dan itu menyebabkan saya mulai berpikir negatif kepada orang tua saya. Setelah sering dimarahi dan dipukuli saya akhirnya dilarang untuk pergi keluar bermain lagi, itu menyebabkan saya berpikir untuk kabur dari rumah, tapi sebelum melakukan itu saya berpikir dua kali untuk kabur dari rumah, karena jika saya melakukan itu pasti akan menyebabkan kedua orang tua saya menjadi sangat sedih. Akhirnya saya mengurungkan niat saya untuk kabur dari rumah dan merenungkan semua hal dan kebiasaan yang sudah saya lakukan yang sampai membuat kedua orang tua saya menjadi sangat sedih dan khawatir. Akhirnya setelah merenungkan semua perbuat saya, saya tidak jadi untuk kabur dan meminta maaf kepada kedua orang tua saya. Saya mulai berpikir bahwa semua yang dilakukan oleh orang tua saya adalah bentuk rasa kasih sayang dan khawatir terhadap semua kebiasan buruk saya. Dan akhirnya setelah semua konflik batin yang pernah saya alami itu saya menjadi orang yang lebih baik lagi dan tidak pernah untuk membuat khawatir orang tua saya lagi.

D. Cara Menghilangkan Konflik Batin
Berikut cara menghilangkan/ meredakan konflik batin yang terjadi didalam diri yang kita alami
  • Banyak berdoa dan beribadah kepada allah swt
  • Berusaha dan berlatih terus menerus
  • Selalu berfikir positif dan jauhkan fikiran negatif
  • Selalu merenungkan perbuatan yang sudah membuat khawatir orang tua kita
  • Tidak pernah untuk mengecewakan orang tua kita
http://harrysetyobudi.blogspot.com/ (Sumber dan Edit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar